Gersangnya Jiwa
Dalam dekapan mesra pelita senja...
Mata tertutup oleh bayangan cinta...
Cinta yang hilang Arah Hidupnya...
Buatku Pilu Dalam Gersangnya Jiwa...
Mata tertutup oleh bayangan cinta...
Cinta yang hilang Arah Hidupnya...
Buatku Pilu Dalam Gersangnya Jiwa...
Apa yang indah dalam suatu mimpi...
Hanya sesaat dan kemudian pergi...
Apa yang hebat dari sang hati...
Senang sesaat derita kembali...
Hanya sesaat dan kemudian pergi...
Apa yang hebat dari sang hati...
Senang sesaat derita kembali...
Kapankah hilang semua gersang ini..
Hadirkan pelangi dan musim semi..
Agar subur tanah jiwa ini...
Bertabur cinta kasih dan mimpi...
Hadirkan pelangi dan musim semi..
Agar subur tanah jiwa ini...
Bertabur cinta kasih dan mimpi...
Apa memang ini kutukan...
Untuk jiwa yang begitu kejam..
Yang Telah lupa akan semua impian...
Hingga terlarut dalam kesengsaraan...
Untuk jiwa yang begitu kejam..
Yang Telah lupa akan semua impian...
Hingga terlarut dalam kesengsaraan...
Tiada berarti kini denyut nadi...
Jika hanya berdetak tiada arti...
Tiada apapun yang tertoreh lagi..
Hanya denyutan yang begitu sepi...
Jika hanya berdetak tiada arti...
Tiada apapun yang tertoreh lagi..
Hanya denyutan yang begitu sepi...
Duhai malam penunggu pagi...
Temanilah jiwa yang gersang ini...
Karena hanya kau teman sejati...
Yang tak pernah bosan bersama jiwa ini...
Temanilah jiwa yang gersang ini...
Karena hanya kau teman sejati...
Yang tak pernah bosan bersama jiwa ini...
Jika nanti datang kembali..
Musim yang indah gersang pun pergi...
Akan ku kenang jiwa gersang ini...
Agarlah ia tak pernah kembali...
Musim yang indah gersang pun pergi...
Akan ku kenang jiwa gersang ini...
Agarlah ia tak pernah kembali...
Dari sini aku mengerti...
Tak pernah lengkap jiwa sendiri...
Butuh penyejuk panasnya hati...
Butuh penenang jiwa lemah ini...
Tak pernah lengkap jiwa sendiri...
Butuh penyejuk panasnya hati...
Butuh penenang jiwa lemah ini...
Tags:
Puisi